Rabu, 01 Mei 2013

I Remember

Diposting oleh Simple Natural di 08.06


-Hujan-hujanan-
             Siang itu matahari bersinar redup, tak tahu karena apa,langit dipenuhi dengan kumpulan awan yang mulai menghitam. Sekolah masih ramai dengan para siswa, dua sosok lelaki berpawakan kurus dengan kulit berwarna kuning kecoklatan duduk santai di bangku beton di bawah pohon ketapang. Aku bersama muthia melangkah mendekati 2 lelaki tersebut dengan muka malu-malu pasi. Mereka berdua adalah Toni dan Abi, yak mereka temen satu ekskul ku, yaitu club biologi. Kami berempat duduk bersama di bangku yang sama, bangku beton di bawah pohon ketapang. “ ton pak efendi dah dateng a??” tanya ku kepada toni dengan senyum malu. “hmmm,,,belum ni  dari tadi aku mbek abi udah nunngu ampek jamuren kabeh”, jawabnya sambil menatapku. “loh ya..awakmu tumben dateng terlambat??” tanyanya padaku, “hehehe, iyo aku keturon, ki lo muthia gag tangekno aku” dengan ketawa geli aku menjawabnya. Muthia yang tidak terima dengan jawabku menyambar ketus “ opo,, aku wes tak tangekno, ancen tiyul angel di tanagekno”.
              Sudah sekitar 20 menit duduk di tempat yang sama bangku beton di bawah pohon ketapang, tapi tak ada satu anggota club yang datang lagi, pembina kami Pak Efendi juga tidak kunjung datang, sehingga kami memutuskan untuk curhat-curhatan. Kebutulan kami berempat sedang punya rasa yang sama antara satu sama lain, aku dengan toni dan muthia dengan abi. Padahal hari itu kami tak ada janji untuk saling bertemu, tapi ya mau gimana lagi sudah jadwal club biologi buat berkumpul. Aku teringat janjinya toni kepada ku, untuk memberiku biodatanya. Aku yang sangat ingin biodatanya langsung menagihnya, dengan nada bicara menyindir aku mengingatkannya akan biodata itu.wooo yess berhasill.. dia langsung ingat janjinya, dengan muka tanpa dosa dia santai mengatakn ” gag usah wes, tak kandani langsung ae mumpung ketemu”,  dengan nyengir lebarnya yang manis. “loh gag bisa, pokoknya aku mau yang tulisan, buat kenang-kenangan lo not”,
“ tulisan ku elek ya...wes ngomong langsung ae”. Dia lalu menceritakan hidupnya mulai dari tanggal lahir ampek ukuran baju, tapi aku hanya mendengarkan telinga kanan keluar telinga kiri. Aku tetap menagih biodatanya dalam bentuk kerta s, yes always dia selalu mengundur dengan many alasan.
                Muthia dan Abi hanya bisa tersenyum aneh melihat tingkah ku dengan toni yang saling engkel-engkelan. Tak berapa lama aku dan toni tiba-tiba terdiam dari perdebatan masalah biodata. Toni dengan matanya yang setengah chainis menatap ku dengan senyum manisnya, aku yang geli melihat tatapanya langsung menepuk bahunya. “eh,...lapo ae koyok liat sopo ae”, dia menjawab dengan gaya polosnya “liat bidadari di depanku”, mendengar itu aku langsung terdiam malu, dengan senyum ala fitri tropika. DUUUATRRRRRRRRRR......petir menyambar hebat sekali, hingga menggetarkan kaca ruang lab bahasa. Kami berempat bersamaan melihat langit yang menghitam dan sedikit demi sedikit menjatuhkan butiran-butiran air langit. Toni dengan semangat langsung berlari ke lapangan seperti orang baru malihat air, dan baru mandi setelah berapa lama tidak mandi.
“ya, mut, abik ayo hujan hujanan yo”, ajaknya dengan girang. “ Not awakmu koyok gag tau mandi ae, ndlok banyu pisan langsung girangnya masyallah”, goda abik ke toni. “iyo ancen aku mang gurung mandi, mari olahraga habis kuesel mang”, toni menanggapi dengan tawa lucunya. Aku dan muthia mulai tertarik dengan mereka berdua yang bermain hujan dengan riangnya. Saat toni mendekati ku dengan tubuh yang basah kuyup, wajah menggigil kedinginan iya menarik ku agar lebih ketengah untuk mendapatkan hujan yang lebih deras. Yapp aku tertarik olehnya, di tengah lapangan toni tiba-tiba menghadapkan wajahnya ka langit dengan mulut terbuka. “lapo not, minum hujan a??” tanya ku heran. “ iyo, ngerti gag ya, kata ustad ku klo hujan itu kita liat kelangit bisa liat  nabi siapa g2...”  dengan senyum manisnya menatapku. Abik dan muthia sibuk dengan ciprat-cipratan air hujan. Tubuh ini mulai merasakan dingin hingga ketulang, toni pun sudah menggigil hingga bibir kecilnya berubah menjadi warna unggu. “ yul- wes yo muleh, keademen aku ni” muthia mengajakku dengan gaya mengigilnya. “iya ayokk,.....tonn wes muleh yoo”, teriak ku ke toni. Kami berempat berteduh di bawah pohon ketapang, dengan membawa tas kami. Hujan yang tadinya deras perlahan mereda menyisakan gerimis yang tak begitu bararti. Kami memutuskan pulang, abik dan toni jalan duluan beberpa meter di depan aku dan muthia. Kami jalan bersama hingga keluar dari gerbang sekolah tercinta SMPN 3. Terus bersama hingga di depan asrama ponti, tempat toni dan abik tinggal. Sebelum berpisah toni sempat mengatakan sesuatu, dengan senyum manisnya “ eh mene hujan-hujanan bareng maneh yoo..”. Aku dan muthia hanya tersenyum sambil mnegaggukan kepala. Hari itu tersasa sangat indah kurasakan, bisa hujan-hujanan sama orang yang mambuat jantungku  berdegup kencang tiap bertemu.
-End-

0 komentar:

Posting Komentar

 

Natural Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review